Postingan

Dinding itu Hanya Pajangan

Entah berapa lama tembok besar ini hanya menjadi tembok tempat pajangan pengunguman. Kalian tahu??pajangan, hanya sekedar pajangan, tak lebih dan tak kurang. Tak ada warna. Tak ada keindahan. Dan tak ada seni didalamnya. Semua hanya sebatas pajangan dari hasil kerja-kerja formalitas seadanya. Ya., bagi sebagian orang itu sesuatu yang membosankan layaknya sebuah mesin pemotong yang kerja nya hanya sekedar memotong2 saja. Tak 3x,,,1000x.. suara yang telah lama tak didengar. Jika diingat, nyaringnya suara itu membuat setumpukan batu di atas kepala perlahan melega. Meski di ruang kecil di suatu tempat itu, ingin hanya sekedar melukis dengan kalimat-kalimat satire dan sedikit berantakan bermaksud merajut rindu. Tapi sudahlah..Sedikit lagi Sudah berapa jam? Sudah berapa menit? Sudah berapa detik? Yang terbuang, yang terbengkalai dan yang digunakan pada sesuatu hal yang tak bermakna, tak berisi dan tak…Penyesalan lagi. Sudah berapa lama, ini terjadi lagi dan lagi. Dan setumpuk daging ini hany...

TUNAS HARAPAN; “KAMI MUAK”

 Jika di berbagai sektor, rakyat sudah mulai bosan dengan tingkah penguasa.. Bila rakyat sudah merasakan penindasan dan kezaliman para petinggi negara.. Dan apabila rakyat sudah tak lagi percaya akan kebijakan, sikap, tindakan yang tidak pro kepada nya.. Maka; selayaknya, rakyat perlu membangun kekuatan secara serentak untuk melawan. Maka; setidak"nya, kaum intelektual juga membangun basis basis pertahanan ideologis demi memobilisasi kekuatan rakyat. Dan tidak menjilat kepada penguasa. Wilayah daerah dan rakyat adalah syarat dari beberapa diantara berdirinya sebuah negara. Negara yang kita tinggali, tanah air yang kita cintai; Sepatutnya dapat dikelola dengan bijaksana untuk kepentingan rakyat dan negaranya. Namun apa? Para penguasa, para kapital rakus, para petinggi yang haus akan kekuasaan, para penjilat dan se-kawanannya telah mengangkangi alasan berdiri nya negara ini demi kepentingan pribadi;Kepentingan kaumnya sendiri. Kalian yang lebih mementingkan kaum kalian sendiri. Kali...

LELUCON SINGKAT BEM FMIPA UM

  Tahun lalu, tepatnya pada tanggal 2 dan 3 November, saya dan pengurus HMD Biologi Kabinet Sinergi Asa yang lainnya melaksanakan kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar atau sering disebut dengan LKMM-PD. Momen ini merupakan hal baru bagi budaya LKMM di FMIPA Universitas Negeri Malang sendiri, karena pada tahun sebelum-sebelumnya pelaksana kegiatan ini merupakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Kemudian hal baru lainnya yakni dari segi peserta yang merupakan seluruh mahasiswa baru di FMIPA UM dengan pelaksana kegiatannya departemen masing-masing. Peserta yang biasanya hanya dari kalangan pengurus ormawa FMIPA saja, pada saat itu diganti dengan seluruh mahasiswa baru menjadi peserta. Hal tersebut merupakan langkah apik FMIPA, mengingat jika kebutuhan ilmu dari LKMM ini tidak hanya untuk pengurus ormawa FMIPA. LKMM bertujuan membekali mahasiswa untuk memiliki kemampuan memimpin dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka mengembangkan kemampuan manajerial. Le...

Sang Mahasiswa

Disini penulis hanya ingin menorehkan beberapa pikiran yang sering terlintas di benak. "Mahasiswa" Sering kali kita mendengar kata ini, akan tetapi apa itu mahasiswa sebenarnya? Penulis juga masih sedikit awam terkait pengertian mahasiswa sendiri, apa lagi peran yang seharusnya dilakukan oleh Sang Mahasiswa.            Kita masuk kampus pasti melalui kegiatan ospek atau yang biasa dikenal dengan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru terlebih dahulu. Disana kita diberi materi terkait isi kampus kita apa saja dan kegiatan kegiatan didalamnya. Kemudian terdapat materi terkait kemahasiswaan. Materi ini memang terlihat sebagai hal sepele, akan tetapi justru kemahasiswaan lah yang menjadi dasar pengertian mengenai mahasiswa itu apa. Jika ditinjau di materi Kemahasiswaan ketika ospek, terdapat pengertian mengenai mahasiswa merupakan individu yang memiliki tugas untuk menjadi penggerak atau memberi kebermanfaatan untuk masyarakat.  Saya tidak ...

Berebut Suara dengan Segala Cara

Gambar
Berebut suara dengan segala cara Kita orang biasa yang tidak bisa apa apa hanya bisa bersuara tanpa bisa menggerakkan penguasa Berebut suara dengan segala cara kita mahasiswa yang terpaksa membuang urusan penting kita demi kepentingan hasrat jabatan mereka entah tikus jenis apa yang merasuki jiwanya Berebut suara dengan segala cara apakah foto mereka bisa mengubah nasib kita apakah foto mereka memandang etika tempat tinggal kita apakah foto mereka mengundang senyuman kita Berebut suara dengan segala cara  apakah dentuman ceramah mereka bisa mengobati luka kita apakah teriakan mereka bisa menenangkan tangisan kita apakah mereka sadar, sedang berteriak tentang kemunafikannya Berebut suara dengan segala cara  tak ada yang bisa kita ubah tentang kepemimpinannya tak ada yang bisa kita ubah akan kepribadiannya hanya mereka yang bisa mencederai aturan aturan yang telah dibuatnya Berebut suara dengan segala cara pendidikan ditunda hanya untuk memasukkan teriakan mereka ke telinga kita...

Kita dan Domba-Domba

Gambar
     Sepandai-pandai tupai meloncat, akhirnya jatuh juga. Begitu pula dengan kebohongan yang akhirnya terungkap kebohongannya. Seringkali seseorang ingin terlihat hebat, bijak dan berwibawa. Dengan mengungkapkan frasa, kata, kalimat seperti layaknya seorang filsuf ternama. Mengutip pendapat dan pandangan dari berbagai tokoh yang kadang tak tau dasar mengapa tokoh tersebut memberikan pandangannya. Ketika ditanya balik apa relevansinya?yah kalian tahu lah reaksi nya. Terkadang kita seringkali lupa, batasan pandangan kita bisa diterima sampai mana. Seringkali, kita kalah dan mencoba memperkuat pandangan dengan kalimat, kata dan pandangan seorang filsuf ternama tanpa tahu orientasi nya.  Seringkali kita ingin terlihat arif, bijaksana dan berwibawa namun kita tak sadar bahwa apa yang telah kita katakan akan menjadi dalih yang selalu dipegang dn diungkapkan oleh mereka seperti halnya domba-domba.  Jika dipikir secara berlebihan, ingin terlihat arif, bijaksana dan ...